Rabu, 24 Juni 2015

DASAR TCP/IP DAN CARA MENGHITUNG BILANGAN BINER

IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1.


Oleh karena protocol IP adalah protocol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi didalam jaringan komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar memahami IP address ini. Namun pengertian IP address dan subnetting sering agak membingungkan pemakai. Oleh sebab itu dalam disini akan diuraikan tahap demi tahap konsep IP address tersebut dengan harapan agar anda dapat mengerti cara penggunaan nya dengan baik.


Mengubah Angka Biner ke Desimal.

Sebelum menggunakan IP address, pertama-tama yang perlu anda harus ketahui adalah cara mengubah angka biner ke desimal dan sebaliknya. Cara yang termudah adalah dengan memperhatikan langkah-langkah dibawah ini.

Setiap angka biner 1 tergantung pada posisinya didalam kelompok binernya, memiliki nilai desimal tertentu seperti tampak pada table berikut

Binner
1
1
1
1
1
1
1
1
Desimal
128
64
32
16
8
4
2
1

Angka binner 0 memiliki nilai 0 dengan menghitung angka desimal yang bersangkutan maka akan dapat diketahui nilai desimal dari kelompok binner yang bersangkutan.

Contoh : 11001011

Binner
1
1
0
0
1
0
1
1
Jml Desimal
Desimal
128
64
0
0
8
0
2
1
= 203

Contoh : 00111101

Binner
0
0
1
1
1
1
0
1
Jml Desimal
Desimal
0
0
32
16
8
4
0
1
= 61

Mengubah angka Desimal ke Biner

Contoh : 203

203 : 2 = 101 sisa 1

101 : 2 = 50 sisa 1

50 : 2 = 25 sisa 0

25 : 2 = 12 sisa 1

12 : 2 = 6 sisa 0

6 : 2 = 3 sisa 0

3 : 2 = 1 sisa 1

sisa 1

ditulis kedalam biner sisa pembagian dari bawah ke atas menjadi 11001011

Contoh : 61

61 : 2 = 30 sisa 1

30 : 2 = 15 sisa 0

15 : 2 = 7 sisa 1

7 : 2 = 3 sisa 1

3 : 2 = 1 sisa 1

sisa 1

ditulis kedalam biner sisa pembagian dari bawah ke atas menjadi 111101

Kelas IP Address


Seperti yang telah dijelaskan atas, IP address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat ditulis dalam empat kelompok terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah seperti berikut ini :

11000000.00010000.00001010.00000001

atau dapat juga ditulis dalam bentuk empat kelompok angka desimal (0-255) seperti contoh berikut :

192.16.10.1

atau secara simbolik dapat ditulis sebagai 4 kelompok angka sebagai berikut :

w.x.y.z

IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari peralatan jaringan. Oleh karena itu IP address memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan pemberian alamat rumah dimana tempat tinggal kita berada.

Dalam contoh ini, alamat jaringan (network ID) yang sering juga disebut network address adalah 192.16.10.0 yang merupakan nama jalan. Sedangkan alamat lengkap atau IP address dari masing-masing server dan workstation adalah 192.16.10.1, 192.16.10.2, 192.168.10.3, dan 192.168.10.4.

Berapa kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID, bergantung kepada kelas dari IP address yang dipakai. Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan si pemakai. Oleh sebab itu IP address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak pada table berikut.

Kelas Network ID Host ID Default Subnet Mask
A
W.
X.Y.Z
255.0.0.0
B
W.X
Y.Z
255.255.0.0
C
W.X.Y
Z
255.255.255.0

Untuk menandai kelas satu dengan kelas yang lain, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut :

  • Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
  • Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10.
  • Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.

Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat pada Tabel berikut ini :

KELAS RANGE
Maksimum Network
Max Host / Network
A
1-126
127
16777214
B
128-191
16384
65534
C
192-223
2097152
254

Disamping itu ada beberapa peraturan yang harus diketahui yaitu :

  • Angka 127 dioktet pertama digunakan untuk loopback
  • Network ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 atau 1
  • Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 atau 1

Agar jaringan dapat mengetahui kelas mana yang dipakai oleh IP address, dipergunakan default subnet mask. setiap IP address harus memiliki default subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk network ID. Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk host ID.

Contoh :

1. IP address 25.20.5.31

Default subnet mask 255.0.0.0

Berada dikelas A

2. IP address 172.20.5.31

Default subnet mask 255.255.0.0

Berada dikelas B

3. IP address 195.20.5.31

Default subnet mask 255.255.255.0

Berada dikeasl C

Jadi untuk menentukan kelas suatu IP bisa langsung dilihat dari oktet pertama IP tersebut (contoh : 195.20.5.31)

Jika diperhatikan, kelas A memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host ID nya. Hal ini karena hanya oktet pertama yang dipakai sebagai network ID, sedangkan ketiga oktet lainnya dipakai untuk host ID, kelas B memberikan jumlah yang sama untuk network ID dan host ID, sedangkan kelas C memberikan jumlah jumlah yang paling banyak untuk network ID dan hanya sedikit untuk host ID.

Idalam dunia Internet, IP address ini dipergunakan untuk memberikan alamat pada suatu situs. Misalnya east-timor.org mempunyai address 202.160.244.10. Agar pemakaian IP address ini seragam diseluruh dunia, maka pemberian IP address untuk digunakan diatur oleh sebuah badan internasional yang bernama internic. Dalam pemberian IP address ini, internic hanya memberikan IP address dengan network ID saja, sedangkan host ID nya diatur oleh pemilik IP addres tersebu. System yang mengatur translasi antara suatu nama situs dengan suatu IP address alainya disebut DNS (Domain Name System). Jadi seperti contoh diatas nama situs east-timor.org ditranslasikan oleh DNS sebagai 202.160.244.10.

Catatan : untuk pemakaian IP address yang tidak terhubung dengan Internet tidak memerlukan izin dari internic.

Broadcast


Seperti telah dibahas diatas, bit-bit dari network ID maupun host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 atau 1. Apabila semua network ID dan host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai 255.255.255.255 maka alamat ini disebut flooded broadcast.

Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini menyatakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa angka 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host didalam jaringan yang bersangkutan yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang berada didalam jaringan local.

SUBNETING


Jika seorang pemilik sebuah IP address kelas B misalnya dengan network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih dari 1 network ID, maka ia harus mengajukan permohonan ke Internic untuk mendapatkan IP address baru. Namun persediaan IP address pada saat ini sangat terbatas karena menjamurnya jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan banyak nya pengajuan baru ke Internic, munculah suatu teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting, dimana sebagian Host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network tambahan.

Sebagai contoh : IP address 130.200.0.0 (100000010.11001000.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0 untuk mempelajari subnetting sekarang misalnya kita ingin memiliki 2 network ID dari IP address yang telah kita miliki. Untuk itu kita Mask 2 bit dari host ID tersebut, maka sekarang kita memiliki empat kombinasi 00, 01, 10, dan 11 tetapi karena 00 dan 11 semuanya 0 atau semua 1 yang menurut peraturan IP address tidak diizinkan, maka tinggal 2 kombinasi 01 dan 10 saja yang bisa dipakai untuk subnet.

Sekarang perhatikan apa yang terjadi dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000 dimana 2 bit teratas host ID diselubung (mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0

Dengan demikian kita telah membuat dua network ID baru

10000010.11001000.01XXXXXX.XXXXXXXX dan

10000010.11001000.10XXXXXX.XXXXXXXX

dengan subnet mask baru :

11111111.11111111.11000000.00000000 atau 255.255.192.0

dimana X adalah angka 0 atau 1 untuk membuat host ID yang memenuhi peraturan-peraturan IP address. Oleh sebab itu kelompok IP address dibawah ini tersedia untuk dua bit yang diselubung (mask).

Kelompok pertama adalah :

10000010.11001000.01000000.00000001 atau 130.200.64.1

sampai

10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.127.254

kelompok kedua adalah :

10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.128.1

sampai

10000010.11001000.10111111.11111110 atau 130.200.191.254

selain dengan menggunakan cara diatas untuk menentukan kelompok subnet, ada cara yang lebih singkat yang dapat kita lakukan sebagai berikut :

Misalnya kita menggunakan kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.221.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. Hitung dengan rumus 256-224 = 32. Maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 32, 64, 128, 160, dan 192.

Dengan demikian kelompok IP adess yang dapat dipakai adalah :
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254

130.200.64.1 sampai 130.200.95.254

130.200.96.1 sampai 130.200.127.254

130.200.128.1 sampai 130.200.159.254

130.200.160.1 sampai 130.200.191.254

130.200.192.1 sampai 130.200.223.254

Disamping penulisan IP address yang umum, dikenal pula penulisan IP address dengan notasi yang lebih singkat seperti dibawah ini :

IP address 130.200.10.1 dengan subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 130.200.10.1/16 Angka 16 dibelakang garis miring menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu

11111111.11111111.00000000.00000000

Notasi penulisan singkat ini juga berlaku untuk IP address yang menggunakan metode subneting seperti contoh dibawah ini :

IP address 172.16.10.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 172.16.10.1/24. Angka 24 dibelakang garis miring menandakan bahwa 24 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu

1111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0

Dari penjelasan dan contoh diatas, kita telah mempelajari bahwa dengan subnetting, Kita dapat menyelubung dua atau lebih bit-bit host ID selama masih tersedia bit yang dapat diselubung. Semakin banyak bit yang diselubung, semakin banyak pula network ID yang dapat kita buat. Namun demikian jumlah host ID nya akan berkurang seperti pada table berikut ini.




# bit masked
#subnet
SUBNET MASK
#host / subnet
1
Invalid
Invalid
-
2
2
255.192.0.0
4194302
3
6
255.224.0.0
2097150
4
14
255.240.0.0
1048574
5
30
255.248.0.0
524286
6
62
255.252.0.0
262142
7
126
255.254.0.0
131070
8
254
255.255.0.0
65534
9
510
255.255.128.0
32766
10
1022
255.255.192.0
16382
11
2046
255.255.224.0
8910
12
4094
255.255.240.0
4094
13
8910
255.255.248.0
2046
14
16382
255.255.252.0
1022
15
32766
255.255.254.0
510
16
65534
255.255.255.0
254
17
131070
255.255.255.128
126
18
262142
255.255.255.192
62
19
524286
255.255.255.224
30
20
1048574
255.255.255.240
14
21
2097150
255.255.255.248
6
22
4194302
255.255.255.252
2
23
-
255.255.255.254
Invalid
24
-
255.255.255.255
Invalid

Jumat, 10 April 2015

Step by Step Konfigurasi DHCP Server Mikrotik

DHCP Server ( Dynamic Host Configuration Protocol ) adalah Sebuah Server yang menyediakan Services atau memberikan layanan IP Address Otomatis bagi Client yang IP Address-nya di setting Automatic. DHCP Server menyediakan konfigurasi IP Address Otomatis yang meliputi : IP Address, IP Gateway dan IP DNS Server.
Membuat DHCP Server Mikrotik memanglah sangat mudah, tapi bagi beginner bisa bikin puyeng juga. So… Artikel ini adalah konfigurasi yang lebih manusiawi dengan konfigurasi melalui Winbox. Selain melalui Winbox, kita bisa melakukan konfigurasi DHCP Server melalui Console / CLI, Telnet, WebBox, dll.
Berikut ini Step by Step membuat DHCP Server Mikrotik dengan Winbox :
1. Pastikan semua konfigurasi Mikrotik telah selesai dan siap pakai. Lalu masuk ke menu : IP -> DHCP SERVER.

2. Pada menu DHCP Server, pilih menu DHCP Setup untuk memulai Wizard-nya. Lalu pilih interface yang akan di gunakan untuk memberikan layanan DHCP. Tentunya disini kita akan mengunakan Interface LAN lalu kita klik Next.

3. Selanjutnya kita menentukan DHCP Address Space. Karena IP Address jairngan LAN kita adalah 192.168.0.xxx/24 maka secara otomatis Wizard akan menawarkan DHCP Address Space : 192.168.0.0/24

4. Selanjutnya kita menentukan IP Gateway untuk DHCP ini. IP Gateway adalah IP Address dari interface yang menjembatani antara jaringan LAN dan Mikrotik, tentunya pada contoh Mikrotik ini kita gunakan IP Address : 192.168.0.1, lalu kita klik Next.

5. Selanjutnya kita menentukan DHCP IP Address Range alias alokasi IP Address yang akan di layani untuk Client. Pada Mikrotik ini kita tentukan IP Address Range yang dilayani adalah 192.168.0.100192.168.0.200. Lalu kita Klik Next.

6. Selanjutnya menentukan IP Address DNS Server. Disini kita dapat mengunakan IP DNS yang di gunakan oleh Provider kita atau bisa mengunakan IP DNS punya Nawala, yaitu :  180.131.144.144 dan 180.131.145.145. Lalu kita klik Next…

7. Selanjutnya kita menentukan LEASE TIME alias Waktu Persewaan IP Address atau Waktu yang di sewakan. Intinya adalah Lama waktu yang diberikan kepada Client untuk mengunakan IP Address otomatis dari DHCP Server Mikrotik. Misalnya kita berikan waktu 4 jam ( 4:00:00 ) -> Artinya : Jika Client masih terkoneksi ke jaringan LAN melebihi waktu 4 jam, maka Client tersebut akan tetap mendapatkan IP Address yang sama dan lease time-nya kembali mulai 4 jam lagi. Namun jika dalam waktu 4 jam Client sudah tidak terkoneksi ke jaringan maka IP Address tersebut dapat digunakan oleh Client yang lain. Lalu kita klik Next.

8. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini : “Setup has completed successfully”. Berarti Wizard DHCP Server telah selasai dan telah sukses kita lakukan. Lalu kita klik “OK”.

9. Selanjutnya kalau kita buka menu : IP -> POOL maka kita akan ada IP Pool baru dengan nama “dhcp_pool1″ yang berisi IP : 192.168.0.100192.168.0.200. ( lihat langkah ke 5 ).

10. Selanjutnya kita dapat mengamati pada menu tab “Leases”. Disitu ditampilkan informasi dari Layanan DHCP Server, termasuk informasi client penguna DHCP. Informasi tersebut berupa : Nama Host, IP Address yang digunakan, Mac Address, Lease Time, dll. Kita juga dapat menjadikan suatu IP Address khusus bagi suatu client tertentu, istilahnya adalah IP Address Reservation ( Reservasi IP Address ). IP Address Reservation dilakukan berdasarkan Mac Addres. Cukup Klik IP Address yang akan di buat statik lalu klik menu “Make Static” atau dengan cara Klik kanan lalu klik “Make Static”.


Mudah sekali bukan???  Selamat mencoba…

Selasa, 24 Maret 2015

Memisahkan Traffic Game Online dan Browsing

Semakin hari kebutuhan akan manajemen jaringan semakin beragam. Hal ini tidak lepas dari semakin beragam nya pula layanan internet yang ada. Dari mulai portal berita, forum, sosial media serta game online yang saat ini banyak digemari pengguna internet.

Sebagai penyedia layanan akses internet, tentu kita ingin memberikan layanan terbaik sehingga semua kebutuhan pengguna internet dapat diakomodasi dan dapat menjalankan aktifitas browsing, chating maupun bermain game online dengan nyaman.
Problem yang biasa terjadi adalah ketika 2 atau lebih akses yang berbeda, seperti browsing dan game online terjadi pada satu jaringan yang sama, antara keduanya dapat saling menganggu.
Misalnya, pada warnet atau wargame (warnet dan game online) ketika banyak yang bermain game online, traffic browsing akan terganggu. Atau bisa juga terjadi sebaliknya. Yang dimaksud game online disini adalah game yang sudah terinstall di PC, kemudian dimainkan secara online, bukan game yang disediakan oleh website-website tertentu.
Pada artikel ini, akan diulas bagaimana cara memisahkan dan melakukan manajemen yang berbeda untuk traffic browsing dan game online.
Mangle
Traffic browsing dan game online dapat dibedakan berdasarkan protocol dan port yang digunakan. Fitur yang dapat digunakan untuk kebutuhan tersebut adalah mangle, dimana mangle dapat digunakan untuk menandai (marking) paket data berdasarkan port, protocol, src dan dst address, serta paramater lain yang dibutuhkan.
Untuk kasus ini, berarti kita harus mengetahui protocol dan port berapa yang digunakan oleh game online untuk menjalankan fungsi nya. Ada 2 cara untuk mendapatkan informasi tersebut.
Pertama, dengan melakukan Torch pada saat client menjalankan game tersebut. Sehingga akan didapat port dan protocol yang digunakan.
Disamping itu, kita bisa mencari referensi lain dari internet, dimana sudah banyak yang berhasil mengetahui port dan protocol yang digunakan oleh setiap game online yang ada. Tentu setiap game menggunakan port dan protocol yang berbeda.
Jika dilihat sebenarnya tipe traffic yang akan di-manage bisa digolongkan menjadi 2 tipe saja, yaitu traffic game online dan traffic selain game online (browsing,chating,dsb). Maka kita bisa membuat mangle untuk game online terlebih dahulu, baru setelahnya buat untuk selain game online berdasarkan port dan protocol yang sudah di dapat sebelumnya.
Mangle Game Online
Untuk pembuatan mangle game, karena cukup banyak game-game yang akan di-mangle, akan lebih mudah jika dibuat mark-connection semua game terlebih dahulu dengan marking yang sama.
Langkah di atas merupakan salah satu contoh melakukan mar-connection dengan game yang menggunakan protocol tcp port 36567,8001 . Untuk game lakukan dengan langkah yang sama, sesuaikan protocol dan port yang digunakan.
Setelah langkah mark-connection selesai, barulah dibuat mark-packet berdasar mark-connection=Koneksi-Game yang sebelumnya telah dibuat
Mangle Selain Game Online
Pada langkah sebelumnya telah dibuat mangle untuk game. Selanjutnya tinggal dibuat mangle untuk traffic selain game online. Di dalam nya bisa terdapat traffic browsing,chating,dsb.
Sama dengan langkah marking pada traffic game, buat mark-packet setelah langkah mark-connection selesai.
Hasil akhir dari konfigurasi mangle seperti berikut

Manajemen bandwidth
Pada artikel ini akan digunakan Queue tree untuk melakukan manajemen bandwidth berdasarkan mangle mark-packet yang sudah dibuat sebelumnya. Sebagai asumsi, bandwidth total yang dimiliki dedicated 1Mbps
Langkah pertama, definisikan terlebih dahulu total bandwidth yang ada, baik untuk upload maupun download.
Selanjutnya, buat queue untuk traffic browsing dan game berdasarkan mark-packet yang sudah dibuat sebelumnya. Pada contoh ini menggunakan model HTB dengan bandwidth minimal (limit-at)=512k dan max-limit=1Mbps.
Lakukan juga untuk traffic browsing upload dan game upload

Test
Dengan menggunakan model HTB, antar traffic browsing dengan game sudah memiliki bandwidth garansi masing-masing, sehingga jika keduanya berjalan bersamaan tidak akan saling mengganggu.

Rabu, 11 Maret 2015

MR.BIG The Stories We Could Tell

Bagi yang belum punya album terbaru MR.Big silahkan Download album barunya link dibawah ini:
MR.BIG The Stories We Could Tell

Kamis, 05 Maret 2015

Configuring HP ProCurve Switch

Reset switch to factory defaults

If I’m not using brand new switch, I normally like to reset it back to factory defaults before doing anything.
Use a pointy object (like paper clip) and press “Reset” and “Clear” buttons on the front of the switch at the same time.
Release “Reset” button. When “Self Test” LED start to blink, release “Clear” button too. Now the switch should do it test routines. After that it should be back on factory defaults.

IP-Address


HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# vlan 1
HP ProCurve Switch 2524(vlan-1)# ip address 10.0.0.1 255.255.255.0
HP ProCurve Switch 2524(vlan-1)# wr mem
HP ProCurve Switch 2524(vlan-1)# exit
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Configure VLANs


HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# vlan 1
HP ProCurve Switch 2524(vlan-1)# name "Default"
HP ProCurve Switch 2524(vlan-1)# untag 2-6
HP ProCurve Switch 2524(vlan-1)# vlan 10
HP ProCurve Switch 2524(vlan-10)# name "First"
HP ProCurve Switch 2524(vlan-10)# untag 7-12
HP ProCurve Switch 2524(vlan-10)# vlan 20
HP ProCurve Switch 2524(vlan-20)# name "Second"
HP ProCurve Switch 2524(vlan-20)# untag 13-18
HP ProCurve Switch 2524(vlan-20)# exit
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Set up trunk ports


HP ProCurve Switch 2524# config
HP ProCurve Switch 2524(config)# trunk 23-24 trk1
HP ProCurve Switch 2524(config)# vlan 10
HP ProCurve Switch 2524(vlan-10)# tagged trk1
HP ProCurve Switch 2524(vlan-10)# vlan 20
HP ProCurve Switch 2524(vlan-20)# tagged trk1
HP ProCurve Switch 2524(vlan-20)# wr mem
HP ProCurve Switch 2524(vlan-20)# exit
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Disable all (but trunk) ports


HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# int 2-22 disable
HP ProCurve Switch 2524(config)# wr mem
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Enable only necessary ports


HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# int 2-4 enable
HP ProCurve Switch 2524(config)# int 13-15 enable
HP ProCurve Switch 2524(config)# wr mem
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Set up speed etc.


HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# int 2-4 speed-duplex 100-full
HP ProCurve Switch 2524(config)# int 13-15 speed-duplex auto
HP ProCurve Switch 2524(config)# wr mem
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Set time and date

Time and date on hh:mm and mm:dd:yyyy format

HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# time 10:05
Mon Jan 1 10:05:28 1990
HP ProCurve Switch 2524(config)# time 08/24/2010
Tue Aug 24 10:05:41 2010
HP ProCurve Switch 2524(config)# wr mem
HP ProCurve Switch 2524(config)# exit
HP ProCurve Switch 2524#

Set hostname


HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# hostname "ServerRoom1"
ServerRoom1(config)# wr mem
ServerRoom1(config)# exit
ServerRoom1#

Backup settings

After running “sh run” copy/paste all between line which start with “hostname” to “ServerRoom1#” example to notepad and save that file.

ServerRoom1# sh run
ServerRoom1#

Restore settings from backup

All you have to do is copy/paste all (except the first “Running configuration:” line) to notepad on “Backup settings” part to “HP ProCurve Switch 2524#”.
If you have set operator and/or manager passwords, don’t copy/paste the lines which start with password.

HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)#

Set manager and operator password


ServerRoom1# configure
ServerRoom1(config)# password all
New password for Operator: ********
Please retype new password for Operator: ********
New password for Manager: ********
Please retype new password for Manager: ********
ServerRoom1(config)#

Update firmware using tftp server

If you are using windows machine and need tftp server software, you should try 3CDaemon. It’s free, portable, and it works like a dream =)
Download newest firmware from HP’s website: Software for switches.
For my switch HP ProCurve 2524gl, newest firmware was F.05.72. I downloaded 2300_2500-Software-F0572.zip package and extracted it to “2300_2500-Software-F0572″ folder.
Now I have directory “2300_2500-Software-F0572″ with 2300_2500-RelNotes-F0572-59903102.pdf (Release Notes). I also have F_05_72.swi file and this .swi file is the firmware which you are going to use to update your switch.

ServerRoom1# configure
ServerRoom1(config)# copy tftp flash 10.0.0.100 F_05_72.swi
Device will be rebooted, do you want to continue [y/n]? y
00126K

After F_05.72.swi is copied to the switch, you should get this kind of line. When eve everything goes ok your switch will reboot itself:

Validating and Writing System Software to FLASH...

Update firmware using xmodem over serial connection

I normally use Microsoft Hyperterminal when I’m doing this because it’s pretty easy to use xmodem to upload files with hyperterminal
Download newest firmware from HP’s website: Software for switches For my switch HP ProCurve 2524gl newest firmware was F.05.72 so I downloaded 2300_2500-Software-F0572.zip package and extracted it to “2300_2500-Software-F0572″.
Now I have directory “2300_2500-Software-F0572″ with 2300_2500-RelNotes-F0572-59903102.pdf (Release Notes) and F_05_72.swi file and this .swi file is the firmware which you are going to use to update your switch)

HP ProCurve Switch 2524# configure
HP ProCurve Switch 2524(config)# copy xmodem flash
The Primary OS Image will be deleted, continue [y/n]? y
Press 'Enter' and start XMODEM on your host...

After hitting ‘Enter’, start uploading using hyperterminal from menu: “Transfer” => “Send File…” then click “Browse…” and find that F_05_72.swi file and choose Xmodem (Not “1K Xmodem”) protocol. Then hit “Send” button. When everything is done you should see this kind of message and after that switch should boot:

Validating and Writing System Software to FLASH...

[note]This configuration was done with HP ProCurve 2524 (J4813A) but most of this command should work with other procurve switches too.[/note]

Rabu, 25 Februari 2015

Menambahkan GNOME Desktop Environment pada Server Text Mode Linux Centos

Menambahkan GNOME Desktop Environment pada Server Text Mode Linux Centos

Dalam membangun sebuah server dengan linux Centos, biasanya server diinstall dengan text mode, artinya tanpa GUI didalamnya. Namun ada kalanya kita perlu menambah fungsi yang memang membutuhkan mode GUI pada server tersebut. Misalnya saja seperti VNC server untuk remote desktop, vmware workstation, atau aplikasi lainnya yang akan ikut ditambahkan pada server tersebut yang membutuhkan akses GUI.

Untuk memudahkan instalasi paket, dan untuk server yang tidak terkoneksi ke internet (Lokal/Offline), kita bisa mengikuti tutorial ini untuk menggunakan resource atau sumber repositori dari DVD Installer Linux Centos.

Dan untuk paket GUI ini cukup besar, sehingga apabila menginstall secara lokal, akan jauh lebih cepat dan hemat bandwidth.

1. Untuk menginstall GNOME Desktop Environment pada server Centos, kita terlebih dahulu harus login sebagai root, dan jalankan perintah dibawah ini

# yum groupinstall "Desktop" "X Window System" "Fonts" "Desktop Platform"


 2. Ubah Runlevel existing, yakni Runlevel 3 (text-mode) ke Runlevel 5 (GUI/Desktop Mode)

# nano /etc/inittab
 
# Isi File /etc/inittab:
 
# Default runlevel. The runlevels used are:
#   0 - halt (Do NOT set initdefault to this)
#   1 - Single user mode
#   2 - Multiuser, without NFS (The same as 3, if you do not have networking)
#   3 - Full multiuser mode
#   4 - unused
#   5 - X11
#   6 - reboot (Do NOT set initdefault to this)
#
id:3:initdefault: 

Ubah Runlevel menjadi 5, lalu simpan perubahan tersebut:
 
# yum groupinstall "General Purpose Desktop" "Graphical Administration Tools" 

4. Sampai tahap ini, pengaturan sudah selesai, dan lakukan restart pada server kita:


[root@majapahit ~]# reboot

Dengan beberapa perintah diatas, server kita sudah bisa diakses dengan modus Desktop (GUI). Semoga catatan kecil ini bermanfaat.

Minggu, 22 Februari 2015

Configurasi Network pada Raspberry PI

(Configure eth0,eth1,eth2,dll...)
# vi /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
 
DEVICE="eth0"
NM_CONTROLLED="yes"
ONBOOT=yes
HWADDR=A4:BA:DB:37:F1:04
TYPE=Ethernet
BOOTPROTO=static
NAME="System eth0"
UUID=5fb06bd0-0bb0-7ffb-45f1-d6edd65f3e03
IPADDR=192.168.1.44
NETMASK=255.255.255.0
 
 
(Configure Default Gateway)
# vi /etc/sysconfig/network
 
NETWORKING=yes
HOSTNAME=centos6
GATEWAY=192.168.1.1
 
 
(Restart Network Interface)
 
# /etc/init.d/network restart
 
 
(Configure DNS Server)
# vi /etc/resolv.conf
 
nameserver 8.8.8.8 # Replace with your nameserver ip
nameserver 192.168.1.1 # Replace with your nameserver ip

Selasa, 17 Februari 2015

Mengetahui harga listrik per kwh…


Hal pertama yang perlu diketahui adalah harga per kwh dari instalasi listrik terpasang di rumah, karena setiap kapasitas listrik terpasang memiliki harga per kwh yang berbeda. Ada dua cara untuk mendapatkan nilai ini, yaitu menanyakan langsung kepada PLN atau menghitung sendiri.
Jika hendak menghitung sendiri, kita perlu mendapatkan rata-rata nilai per kwh dari pemakaian listrik selama sebulan di rumah.
Misalnya, instalasi listrik terpasang 1300 VA dengan pemakaian daya bulan kemarin sebesar 243 kwh  dan biaya yang harus dibayarkan kepada PLN adalah sebesar Rp. 210.000,-.
Maka harga listrik rata-rata per kwh-nya adalah :
210.000 / 243 = Rp. 864,2,- per kwh
atau sama dengan :
864,2 / 1000 = Rp. 0,8642,- per Watt.
Harga listrik per kwh sebesar Rp. 864,2,- ini merupakan nilai dasar untuk mendapatkan besar biaya pemakaian setiap perangkat elektronik di rumah. Walaupun (mungkin) tidak 100% sama dengan nilai per kwh yang disosialisasikan oleh PLN, nilai ini adalah nilai real (nyata) yang berlaku dan harus dibayarkan setiap bulannya oleh kita untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di rumah.
Perhitungan harga per kwh listrik di atas adalah contoh. Anda harus menghitung berdasarkan biaya rekening bulanan dan pemakaian daya listrik di rumah terlebih dulu. Sehingga hasil perhitungan sesuai dengan nilai harga per kwh listrik yang berlaku di rumah anda.
Setelah mengetahui harga per kwh, kita tinggal menghitung besar pemakaian daya untuk pengoperasian sebuah / beberapa perangkat elektronik yang ada di rumah.
Berdasarkan metode pengoperasian-nya, konsumsi daya perangkat elektronik di bagi menjadi dua, yaitu statis (tetap) dan dinamis (berubah-ubah). Pengertian dari konsumsi daya statis adalah perangkat akan mengkonsumsi jumlah daya yang sama terus menerus dari awal pengoperasian hingga akhirnya dimatikan / mati dengan sendirinya (otomatis). Sedangkan pengertian konsumsi daya dinamis adalah perangkat hanya mengkonsumsi daya berdasarkan kondisi / ukuran tertentu. Kondisi / ukuran tersebut ditentukan oleh sebuah suku cadang tambahan yang sudah ada di dalam perangkat tersebut. Suku cadang tambahan ini berfungsi sebagai penentu dan pemicu kapan mesin harus menyala atau mati secara otomatis dan berkesinambungan.
icon.top.par

Perangkat Elektronik Konsumsi Daya Statis…

Perangkat elektronik dengan konsumsi daya statis yang sudah pasti kita gunakan di rumah adalah lampu penerangan. Beberapa perangkat elektronik umum lainnya yang mengkonsumsi daya secara statis adalah kipas angin, vacuum cleaner, komputer dan televisi.
Cara menghitung biaya pemakaian daya untuk tipe perangkat elektronik seperti ini sangat mudah, karena jumlah daya yang digunakan tetap sama dari awal dioperasikan hingga akhirnya dimatikan.
Contoh 1 :
Lampu penerangan berdaya 5 Watt ~ 220 Volt, rata-rata dinyalakan selama 12 jam sehari :
pemakaian per hari :
= ((5 Watt / 1000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,005 kwh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,06 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 51,85,-
pemakaian per bulan :
= Rp. 51,85,- x 30
= Rp. 1.555,56,-
Kesulitan dalam menghitung pemakaian daya lampu penerangan adalah tidak ada kepastian waktu secara presisi kapan tepatnya lampu menyala atau mati. Jadi, jika anda memiliki unit lampu penerangan cukup banyak (> 5 unit) dengan penghuni rumah lebih dari 2 orang, akan sulit untuk mendapatkan hasil akurat dari jumlah pemakaian daya oleh masing-masing lampu. Saya tidak menemukan cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang akurat selain mengatur posisi lampu dan mengotomatisasi nyala-mati lampu-lampu tersebut menggunakan timer.
Contoh 2 :
Televisi berdaya 0,8 Ampere ~ 220 Volt, rata-rata dioperasikan selama 12 jam sehari. Nilai daya dalam satuan Watt untuk 0,8 Ampere adalah 0,8 Ampere x 220 Volt = 176 Watt. Maka, biaya pemakaian daya televisi 0,8 Ampere dengan rata-rata pemakaian selama 12 jam adalah :
pemakaian per hari :
= ((176 Watt / 1000) x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,176 kwh x 12 jam) x Rp. 864,2,-
= 2,11 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 1.825,19,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 1.825,19,- x 30
= Rp. 54.755,71,-
Contoh 3 :
Kipas angin berdaya 45 Watt yang digunakan rata-rata selama 8 jam sehari. Maka, biaya pemakaian dayanya menjadi :
pemakaian per hari :
= ((45 Watt / 1000) x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= (0,045 kwh x 8 jam) x Rp. 864,2,-
= 0,36 kwh x Rp. 864,2,-
= Rp. 311,11,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 311,11,- x 30
= Rp. 9.333,3,-
icon.top.par

Perlakuan pada Komputer / Laptop…

Pada perangkat komputer jenis PC (Personal Computer), pemakaian daya saat dioperasikan sangat bergantung dari perangkat tambahan yang tersambung dengan CPU.
Misalnya, ada monitor yang mengkonsumsi daya langsung dari CPU, namun ada juga yang harus disambungkan pada stopkontak terpisah.
Untuk monitor dengan sumber daya terpisah dari CPU, anda harus menghitung konsumsi dayanya terpisah juga dengan perhitungan konsumsi daya CPU. Sedangkan untuk unit monitor dengan sumber daya berasal CPU, pemakaian dayanya tidak perlu diperhitungkan lagi karena sudah termasuk dalam konsumsi daya CPU. Konsumsi daya untuk CPU itu sendiri tergantung dari kapasitas Power Supply Unit yang terdapat di dalam CPU. Konsumsi daya Power Supply Unit terbesar yang saya ketahui untuk PC kompatibel adalah 575 Watt.
Sama halnya dengan laptop, konsumsi daya (tanpa baterei) sangat bergantung dari kapasitas adaptornya. Kapasitas adaptor terbesar untuk laptop kompatibel yang saya ketahui adalah 1,6 Ampere – 220 Volt atau 1,6 Ampere x 220 Volt = 352 Watt
Cara perhitungan biaya pemakaian daya kedua perangkat tersebut adalah sama dengan perhitungan sebelumnya dari dua contoh terakhir di atas. Anda tinggal mengganti besar daya (Watt) dan lama pemakaian (jam) saja. Kemudian dikalikan nilai rupiah dari harga per kwh sesuai instalasi listrik terpasang.
icon.top.par

Perangkat Elektronik Konsumsi Daya Dinamis…

Menghitung biaya pemakaian daya perangkat elektronik yang menggunakan metode konsumsi daya dinamis agak sedikit rumit. Ada dua metode konsumsi daya dinamis yang biasa digunakan pada mayoritas perangkat elektronik dipasaran. Yaitu, metode #nyala – siaga# yang berlangsung hanya satu siklus saja (mis. rice cooker, coffee maker, termos listrik dll) dan yang otomatis berulang secara berkesinambungan (mis. Air Conditioner / AC, lemari es, strika dll).

Metode satu siklus…

Metode konsumsi daya satu siklus, lebih banyak diterapkan pada perangkat yang berhubungan dengan perangkat memasak. Biasanya, walaupun tidak selalu, pemakaian daya perangkat-perangkat ini diawali dengan proses memasak terlebih dulu. Setelah proses memasak selesai, akan dilanjutkan dengan kondisi tetap hangat (“keep warmed”).
Contoh 4 :
Rice cooker 1,8 liter berdaya 350 Watt mampu menanak 0,8 liter beras menjadi nasi dalam waktu 25 menit. Maka pemakaian daya rice cooker selama 25 menit adalah :
= ((350 / 1000) x 25) / 60
= (0,35 x 25) / 60
= 8,75 / 60
= 0,14583 kwh atau 0,14583 x 1000 = 145,83 Watt.
Sehingga, biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian daya listrik sebesar 0,14583 kwh :
= 0,14583 x 864,2
= Rp. 126,03,-
Jika tindakan menanak beras dilakukan setiap hari dan langsung dimatikan setelah proses menanak selesai (tanpa dilanjutkan mode “keep warmed”), maka biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian rice cooker selama sebulan adalah :
= Rp. 126,03,- x 30
= Rp. 3780,9,-
icon.top.par

Metode siklus berulang

Kerumitan yang pasti dialami adalah pada perangkat elektronik dengan metode konsumsi daya otomatis berulang. Jeda waktu siaga saat perangkat beroperasi tidaklah selalu pasti sama dari waktu ke waktu. Sulit menentukan pemakaian daya yang akurat dengan kondisi jeda waktu siaga yang berubah-ubah. Seperti dalam menentukan pemakaian daya untuk AC split sebagaimana contoh di bawah ini.
Contoh 5 :
Misalnya, AC berkapasitas 1 PK ~ 540 Watt. Maksud dari memiliki daya sebesar 540 Watt adalah AC akan mengkonsumsi daya sebesar 540 Watt terus-menerus selama 1 jam penuh untuk beroperasi pada batas maksimum yang dimilikinya. Misalnya, batas maksimum suhu ruangan yang dapat di-dingin-kan sebuah AC adalah hingga mencapai 0° Celcius. Maka, untuk mencapai temperatur suhu ruangan dan mempertahankannya pada level temperatur 0° Celcius, konsumsi daya yang dibutuhkan dalam satu jam adalah 540 / 1000 = 0,54 kwh.
Seandainya kita hendak mendinginkan suhu ruangan 30° C menjadi 27° C, maka konsumsi daya AC per jam-nya tidak akan mencapai 0,54 kwh. AC tetap akan mengkonsumsi daya sebesar 0,54 kwh, namun tidak berlangsung terus menerus selama 1 jam penuh. Aktivitas nyala mesin (kompressor) AC dipicu oleh sensor temperatur yang biasa disebut dengan thermostat. Jika suhu ruangan yang diterima thermostat lebih besar dari 27° C, maka mesin otomatis akan menyala untuk mendinginkan ruangan agar suhu ruangan menjadi 27° C. Kemudian, aktivitas mesin akan berhenti (standby / siaga) selama suhu ruangan berada pada temperatur 27° C. Saat suhu ruangan kembali naik di atas 27° C, mesin akan kembali menyala mendinginkan ruangan. Demikian siklus aktivitas pengoperasian nyala mesin yang terjadi pada AC.
Sekarang, kita asumsikan AC beroperasi selama 8 jam dalam sehari untuk mendinginkan ruangan hingga temperatur 27° C. Kondisi yang terjadi saat pertama kali dinyalakan, mesin beroperasi selama 15 menit untuk mendinginkan ruangan. Selanjutnya, setiap kali siklus proses mendinginkan ruangan, mesin menyala selama 10 menit dan siaga selama 5 menit. Dalam satu jam beroperasi, terjadi 60 / 15 = 4 kali siklus mendinginkan ruangan. Empat kali mesin menyala selama 4 x 10 = 40 menit dan empat kali mesin siaga selama 4 x 5 = 20 menit. Dengan rata-rata pengoperasian AC selama 8 jam sehari, maka mesin akan menyala selama 8 x 40 menit dengan tambahan waktu 5 menit (15 – 10) saat pertama mesin kali dinyalakan. Sehingga, konsumsi daya sebenarnya oleh mesin selama 8 jam pengoperasian adalah 320 + 5 = 325 menit.
Seandainya dilakukan penghitungan ulang besar daya yang sebenarnya di konsumsi oleh AC 1 PK ~ 540 Watt untuk beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C selama 8 jam adalah :
= ((540 Watt / 1000) x 40,63 menit) / 60
= (0,540 kwh x 40,63 menit) / 60
= 21,93 kwh / 60
= 0,365625 kwh per jam atau 0,365625 x 1000 = 365,63 Watt per jam
* 40,63 menit = 325 menit / 8
Jadi, konsumsi daya penuh setiap jamnya selama 8 jam waktu beroperasi mendinginkan ruangan pada temperatur 27° C, hanya 365,63 Watt saja, bukan 540 Watt.
Dengan kondisi siklus nyala mesin sama sebagaimana dicontohkan di atas, maka biaya yang harus dibayarkan selama 8 jam beroperasi adalah :
pemakaian per hari :
= (0,365625 x 8) x Rp. 864,2,-
= 2,92 x Rp. 864,2,-
= Rp. 2.527,78,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 2.527,78,- x 30
= Rp. 75.833,55,-
Jika konsumsi daya AC dihitung berdasarkan kapasitas maksimumnya, maka akan terlihat jelas selisih perbedaannya :
pemakaian per hari :
= ((540 / 1000) x 8) x Rp. 864,2,-
= (0,54 x 8) x Rp. 864,2,-
= 4,32 x Rp. 864,2,-
= Rp. 3.733,34,-
pemakaian sebulan :
= Rp. 3.733,34,- x 30
= Rp. 112.000,32,-
* Asumsi : 1 bulan = 30 hari
icon.top.par

Beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang AC…

Perhitungan konsumsi daya AC sebagaimana dijelaskan pada contoh no. 5 di atas, menggunakan asumsi bahwa AC dioperasikan dalam ruangan tanpa aktivitas manusia. Dalam realita sehari-hari, kecenderungan AC digunakan / dinyalakan adalah saat terdapat aktivitas manusia dalam ruangan. Sehingga, lama waktu nyala AC yang sebenarnya sangat tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu :
  • kondisi ruangan
  • jumlah orang dalam ruangan
  • dinamika suhu / temperatur ruangan akibat aktivitas yang terjadi dalam ruangan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, menurut saya, adalah sulit untuk kita dapat menentukan beban biaya yang sebenarnya harus dibayarkan dari pemakaian daya AC split di sebuah ruangan.
Lalu, seandainya memang sulit untuk menentukan secara pasti angka / nilai hasil perhitungan beban biaya dari pemakaian daya AC yang sebenarnya, bagaimana kita bisa mendapatkan prakiraan besaran beban biaya listrik AC selama sebulan di rumah?
Melanjutkan pemakaian AC split seperti contoh nomor 5 di atas, kita bisa tetap menggunakan perhitungan berdasarkan kapasitas maksimum pemakaian AC (540 Watt). Baik dalam menentukan prakiraan jumlah besaran daya dan beban biaya pemakaian dari AC. Tindakan ini juga dapat menghindari kerancuan seandainya terdapat lebih dari satu unit AC di rumah dengan kapasitas konsumsi daya maksimum yang berbeda.
Hal terpenting yang pada akhirnya kita ketahui adalah selama mesin AC tidak bekerja hingga batas maksimum, konsumsi daya per jam-nya pasti kurang dari nilai kapasitas daya yang tertera (540 Watt). Dengan demikian, biaya yang harus dibayarkan sebenarnya pun pasti kurang dari Rp. 112.000,32,- per bulan (seperti pada contoh di atas adalah Rp. 75.833,55,-).
Konsep perhitungan ini juga berlaku untuk perangkat elektronik lainnya yang memiliki metode konsumsi daya dinamis (seperti oven listrik, microwave, strika dll). Dimana nyala-mati mesin dari perangkat-perangkat tersebut, menyesuaikan secara otomatis dengan kondisi aktivitas terakhir yang mereka terima.
icon.top.par

Perlukah kita mengetahui besar biaya pemakaian daya?

Besaran nilai biaya yang harus dibayarkan untuk pemakaian daya sebuah perangkat elektronik, cenderung mencerminkan tingkat efektifitas perlakuan pemakaian daya. Dalam hal ini, kita dapat mengetahui sejauh mana kecanggihan teknologi yang dimiliki perangkat tersebut dalam memperlakukan pemakaian daya.
Contohnya adalah produk lampu penerangan berjenis LED yang saat ini mulai banyak diperkenalkan. Dengan konsumsi daya sama dengan lampu jenis SL, lampu LED mampu memberikan nyala 30% s/d 40% lebih terang. Daya tahan (umur) lampu yang 5 kali lebih lama dibandingkan lampu SL, sudah tentu akan menjadikan produk lampu LED jauh lebih hemat daripada lampu SL yang hanya dapat bertahan maksimal 3 tahun. Walau pun kondisi harga lampu LED +- 4 kali lebih mahal dari lampu SL berdaya sama, namun lampu LED jauh lebih irit dalam hal pemakaian daya.
Itu adalah sebuah contoh, bahwa besarnya pengeluaran biaya yang harus kita sisihkan untuk mengakomodasi pemeliharaan dan pemakaian daya sebuah perangkat elektronik / listrik, dapat dijadikan parameter tingkat kecanggihan produk tersebut tanpa kita perlu mengetahui / mengerti detail teknologi yang dimilikinya. Kita tidak perlu menjadi seorang ahli di bidang produk dengan teknologi tertentu. Adalah hal yang tidak perlu diragukan lagi, bahwa teknologi apa pun dapat berjalan / berfungsi dengan baik jika didukung dengan jumlah pengeluaran biaya dan energi yang besar. Namun, jika sebuah produk mampu untuk menghasilkan efek lebih besar dengan biaya lebih kecil dari produk sebelumnya, sudah cukup bagi kita memahami keunggulan teknologi dari produk tersebut.
Walaupun demikian, semua itu hanya merupakan dasar bagi kita untuk mendapatkan gambaran awal dari keunggulan teknologi dari sebuah produk. Dalam menentukan pilihan yang sebenarnya, kita tidak dapat hanya berpedoman pada gambaran awal saja.
Dari sisi teknologi, terlihat dengan jelas keunggulan lampu LED dibandingkan lampu SL. Demikian juga dari sisi uang yang harus dibayarkan untuk biaya pemakaian daya. Namun, nilai harga beli per unit lampu yang tergolong masih cukup tinggi menjadikan lampu SL masih sebagai primadona dalam memenuhi kebutuhan lampu penerangan di malam hari. Disamping itu, kebenaran daya tahan lampu LED masih belum dapat dibuktikan secara nyata, karena (setahu saya) teknologi lampu LED baru benar serius diperhatikan pengembangannya sekitar tahun 2008.
Teknologi-teknologi baru seperti lampu LED, memang memberi harapan untuk dapat mengurangi biaya pemakaian daya dalam hidup sehari-hari. Namun, realita yang sebenarnya terjadi untuk penerapan teknologi tersebut, masih sangat terbatas waktu dan ruang lingkupnya.
Keberadaan dan perkembangan produk ber-teknologi baru, dapat menjadi “pedang bermata banyak” bagi pihak konsumen. Disatu sisi, menjanjikan sebuah gaya hidup yang lebih modern dan cerdas, namun belum dapat dinyatakan kebenaran janjinya secara umum. Disisi lain, biaya pemeliharaan produk ber-teknologi baru cenderung lebih hemat, namun baru dapat dimiliki dengan harga beli yang tinggi dari produk sebelumnya.
Pada akhirnya, kita juga sebagai konsumen yang harus lebih bijak dalam menentukan pilihan sebelum membeli sebuah produk khususnya perangkat elektronik. Sejauh mana manfaat kita dapatkan dari keberadaan sebuah produk, hanya kita yang memahaminya. Namun, dengan mengetahui besaran biaya pemakaian dan pemeliharaan, setidaknya, kita memiliki satu dasar informasi pendukung lebih nyata atas teknologi yang dimiliki produk perangkat elektronik tersebut.
icon.top.par
Semoga bermanfaat… !