Langsung saja saya kutipkan hadits-hadits yang berkaitan dengan manfaat silaturahim:
“
Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang bekasnya (perjuangan atau jasanya), maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi.” (
HR Muslim)
“
Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya, diluaskan rezekinya, dan dijauhkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” (
HR Imam Bazar, Imam Hakim)
“
Belajarlah dari nenek moyangmu bagaimana caranya menghubungkan rahim-rahim itu, karena silaturahmi menimbulkan kecintaan dalam keluarga, meluaskan rezeki, dan menunda kematian.” (
HR Imam Tirmidzi)
“
Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (
HR Imam Muslim)
Jika dirangkum, maka 6 manfaat silaturahmi itu adalah:
- Diluaskan rezekinya
- Dikenang kebaikannya
- Dipanjangkan umurnya
- Khusnul khatimah
- Kecintaan dalam keluarga
- Kunci masuk syurga
Jika kita lihat, manfaat silaturahmi adalah untuk dunia dan akhirat. Luar biasa.
Kiat-kiat Membangun Silaturahmi
Yang pertama tentu saja niat. Meski kita sudah
membahas manfaat silaturahmi untuk kesuksesan dunia, namun bukan itu
niat utama itu. Niat kita tentu harus karena Allah. Tanpa niat karena
Allah, kita bisa mendapatkan manfaat dunia seperti diluaskan rezeki,
namun hanya di dunia saja. Jika kita ingin mendapatkan manfaat dunia dan
akhirat, maka niatkan silaturahmi hanya untuk Allah, ibadah kepada
Allah.
Namun begitu, kita juga tidak perlu menafikan manfaat dunia. Kita
boleh berharap mendapatkan manfaat di dunia, tetapi bukan menjadi niat
utama kita. Jika kita tidak boleh berharap manfaat-manfaat itu, mengapa
Rasulullah saw menyebutkannya? Kita boleh berharap manfaat dunia, tetapi
bukan menjadi niat utama.
Yang perlu diperhatikan lagi ialah bukan silaturahmi yang memperluas
rezeki kita, tetapi Allah yang memperluas rezeki kita sebagai balasan
kita mau menyambungkan rezeki kita. Sama halnya, bukan bacaan do’a yang
menyebabkan keinginan kita terkabul, tetapi itu adalah kehendak Allah
sebagai jawaban do’a kita.
Silaturahmi itu adalah ikhtiar batin sekaligus fisik. Ikhtiar batin
kuncinya di niat dan ikhtiar fisik kuncinya Anda bertindak.
masing-masing memberikan manfaat dan pastinya akan luar biasa jika
dikombinasikan. Orang kafir sekali pun, jika mereka bersilaturahmi,
mereka akan mendapatkan rezeki, tapi hanya di dunia saja. Jika seorang
Muslim dengan niat ikhlas bersilaturahmi, maka dia akan mendapatkan
keluasan rezeki yang lebih luas dan balasan di akhirat nanti.
Cukuplah hadits dibawah ini sebagai panduan tentang niat:
“
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan
dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (
HR. al-Bukh?riy dan Muslim)
Yang kedua adalah cinta. Kata silaturahmi berasal
dari dua kata yaitu shilahun dan rahim. Shilah artinya hubungan dan
rahim artinya kasih sayang, persaudaraan, atau rahmat Allah ta’ala. Jadi
silaturahmi atau silaturahim berarti menghubungkan kasih sayang,
persaudaraan karena Allah, sehingga rahmat Allah menyertai ikatan itu.
Bagaimana dengan pacaran? Apakah masuk ke silaturahim? Meski disana
ada “cinta” dan “ikatan”, tidak termasuk yang dimaksud silaturahmi
sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. Kenapa? Pertama tidak
dicontohkan dan yang kedua jika pergaulan antara laki-laki dan perempuan
tidak diridlai Allah, tidak mungkin mendatangkan rahmat. Jadi yang
dimaksud silaturahmi di artikel ini, sama sekali tidak termasuk pacaran.
Yang dimaksud dengan cinta disini adalah cinta kepada sesama Muslim
karena sesungguhnya setiap Muslim itu bersaudara. Juga cinta kepada
mahluq Allah dengan cara menyebarkan kebaikan dan kebenaran dimuka bumi.
Dengan cinta Anda tidak akan berat untuk bertemu dengan yang
dicintainya, untuk membantu yang dicintainya, untuk menunjukan jalan
yang benar kepada yang dicintainya, bahkan bersedia berkorban (itsar)
bagi yang dicintainya. Tidak mungkin caci maki datang dari seorang
Muslim kepada suadaranya. Dia hanya membenci perilaku yang salah, namun
ingin menyelamatkan pelakunya.
Bentuk-bentuk Silaturahim
Maka, yang namanya silaturahmi tidak sebatas bertemu, tetapi juga
menjadikan pertemuan itu sebagai sarana mendatangkan rahmat Allah. Yang
paling sederhana saja dengan ucapan salam, dimana kita mendo’akan orang
yang kita jumpai agar mendapatkan keselamatan dan rahmat Allah
Subhaanahu wa Ta’ala.
Jika cinta menjadi dasar, maka silaturahim itu mengetahui keadaan
saudara dengan berkunjung, membantu saudaranya jika perlu bantuan,
menyelamatkan suadara jika mengarah kepada kehancuran.
Tentu saja, kita bisa memanfaatkan masjid, pengajian, kegiatan amal
dan sosial, seminar, organisasi, bahkan saat bekerja pun bisa dijadikan
sebagai alat untuk bersilaturahmi. Termasuk melalui internet: email, YM,
dan
social network.
Bukanlah silaturahmi, menghubungkan kasih sayang, dengan cara pesta
pora, rame-rame membuka aurat, pergaulan lawan jenis yang tidak
terbatas, dan mabuk-mabukan. Hal-hal seperti ini tidak akan pernah
mendatangkan rahmat.
Lalu, Bagaimana Rezeki Datang?
Karena silaturahmi itu adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki
bisa datang dengan berbagai cara. Pertemuan Anda dengan sudara bisa
mendatangkan peluang, baik peluang kerja maupun peluang bisnis. Namun
kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang
memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka.
Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah yang menentukan.
Allah Mahatahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita.
Bersabarlah, rezeki itu akan datang, tetaplah bersilaturahmi karena Allah tidak mungkin menyalahi janji-Nya.
sumber : http://www.motivasi-islami.com